Jumat, 29 Mei 2015

Honest Please!

Kejujuran adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh setiap manusia. Tapi kenapa tak semua manusia melakukannya? Kenapa manusia jujur hanya pada hal yang menguntungkan bainya?
Manusia memang tak pernah luput dari sebuah kesalahan, namun seharusnya mereka tahu mana yang baik untuknya. Jujur itu memang sesuatu yang sangat sulit. Tapi jika hal tersebut dibiasakan sejak kecil tak akan pernah jadi sesuatu yang sulit. Dan satu hal yang perlu diketahui bahwa bohong itu boleh hanya pada hal-hal tertentu seperti demi kebaikan, demi menjaga perasaan dan lain-lain. Dan jangan menggunakan kebohongan itu untuk menutupi sebuah kesalahan atau bahkan menggunakannya untuk menguntungkan diri kita sendiri dan merugikan orang lain.
JUJUR MENGUNTUNGKAN

CHOICE

Kehidupan mengajarkan kita berbagai hal, entah itu kebaikan maupun keburukan
Namun, tergantung kita mau mengambil bagian yang mana,
Dan dalam mengambil sesuatu hendaknya dipertimbangkan sebab akibatnya,
Why that?
Cause, jika kita memutuskan segala sesuatu dengan asal-asalan atau tanpa pikir panjang bisa jadi kita terjebak pada lubang yang salah,
Dan sulit jika kita telah terjebak kedalam hal yang salah untuk kembali ke hal yang benar, perlu perjuangan,
Dan itu tak semudah kita membalikkan kertas, tak semudah kita mendapatkan oksigen dan tak semudah kita berbicara,
Jadi, sebagai manusia yang tak luput dari secuil dosa kita harus berhati-hati dalam bertindak, berbuat dan berucap.
AND LIFE IS CHOICE
Pilihlah apa yang harus kamu pilih, dan jangan pilih apa yang tak mau kamu pilih

Senin, 11 Agustus 2014

Secuil kata MaaF



“MAAF”. Sebuah kata yang mungkin sering kita dengar bahkan sering kita ucapkan. Namun apakah kita mampu memaafkan seseorang tulus dari hati.,?? Tentu bisa. Terkadang kita berfikir kata “MAAF” tidak bisa bahkan tidak mampu menghilangkan bekas luka yang telah tergoreskan. Dan memaafkan itu sangat berat apalagi dengan kesalahan yang sangat besar. Tapi kawan, ingat..!! Memaafkan terlebih dahulu kesalahan seseorang itu lebih baik dan lebih mulia. Jadi, maafkanlah kesalahan seseorang sebelum ia meminta maaf dan segera minta maaflah bila kamu mempunyai secuil kesalahan pada orang lain. Meski terkadang kita tidak menyadari bahwa apa yang kita perbuat atau apa yang utarakan dari mulut ini bisa menyakiti orang lain.

Sabtu, 25 Januari 2014

Sejak Dini



Kapan hal baik diajarkan pada anak?
Lebih baik diajarkan pada usia dini (satu tahun). Karena pada usia 1-7 tahun anak sedang mengalami strukturisasi di sel-sel syarafnya. Pada saat itu, anak sedang belajar mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang tidak. Terkadang diusia 2-3 tahun akan ada sedikit kesulitan karena ada penolakan dari anak. Di usia itu anak suka melakukan hal-hal yang dilarang orang tua dan menolak mengerjakan sesuatu yang diperintahkan orangtua. Kegagalan mengajarkan sesuatu yang baik seringkali disebabkan orangtua tidak sabar menghadapi masa penolakan ini. Akhirnya, yang muncul adalah otoriter atau mudah memberi label pada anak. Jika label yang sering didengar anak adalah label negative maka anakpun akan membuat dirinya seperti yang dilabelkan. Seharusnya orang tua harus menyiasati apa yang menyebabkan anak menolak ajaran orang tuanya. Tanya baik-baik pada anak dan pahamilah alasannya. Jika sudah jelas, orang tua dapat mudah melakukan tindakan selanjutnya.

Baik dan Mandiri



Mendidik anak agar beakhlak baik dan mampu bertanggung jawab serta mandiri bukanlah hal yang bisa sim salabim. Melainkan perlu proses pembiasaan dan membuat lingkungan yang disiapkan untuk mewujudkannya.
Anak yang baik adalah anak yang mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, memakai barang seperlunya. Dan menjaga barang dengan baik. Sementara mandiri adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.
Kebaikan anak dapat terwujud dalam cara berfiir dan bertndak. Secara internal akan membantu terstrukturnya cara berfikir dan bertutur. Mampu mengungkapkan isi hati dengan baik. Secara eksternal juga akan mempengaruhi penampilan dan tindakannya. Misalnya, suka dengan penampilan yang rapi, kamr yang rapid n akan berusaha menjaga barang-barang miliknya dengan baik.
Sementara kemandirian adalah kemampuan melakukan tugas-tugasnya dan tanggung jawabnya sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Seperti, anak kecil yang mampu mengembalikan mainannya ketempat semula selesai bermain dan lain-lain.

Anak obatnya



                Dalam konteks keluarga, ada tiga fungsi yang harus tegak; yaitu al iwaa’ (pengayom, peneduh), al-ihda (penunjuk) dan al-igna (mencukupi kebutuhan materi). KAlau fungsi ini tidak berjalan akibat orang tua stress, maka bisa dilakukan dengan cara lain, misalnya dimasukkan ke pesantren, pengasuh atau ke kampong kakek neneknya. Supaya masa kecil anak tidak terganggu dengan letupan-letupan stress orang tuanya yang akan mempengaruhi kondisi kejiwaan anak. Sebab, anak yang terbina dengan kata-kata kasar, teriakan-teriakan, akan terganggu jiwanya.
                Sebenarnya anak dapat menjadi pengobat stress jika cara pandang orang tua terhadap anak positif. Ketika orang tua sedang banyak pikiran atau banyakpekerjaan, kemudian dia marah-marah dengan kata-kata kasra atau keras karena nak-anak rame, malh tambah stress nya. Tapi kalau dia memandangan suara anak itu sebagai hiiburan, kalau tidak ada anak itu terbayang bagaimana sepinya, kalau tidak ada tangisan, bagaiman adia akan merindukannya, tentu saja sikapnya beda.

Kelola stres ala Islam



Dalam tinjauan Islam, ada empat langkah untuk mengatasi stress. Pertama, RIDHO. Kita menerima kenyataan dengan ikhlas. Kedua, IKHTIAR. Kita berusaha optimal untuk menjalani dan mengatasi realitas itu. Ketiga, TAWAKAL. Kita menyerahkan segalanya kepada Allah. Keempat, ROJAA (berharap). Ketakanlah stress itu sebagai titik tekan atau terminal-terminal rintangan, ketika ada titik kulminasi, maka disitu ada titik kemudahan. Dalam Islam, mengendalikan stes  bisa dengan melaksanakan sholat. Karena Sholat merupakan pengenjawantahan dan dzikrullah yang benar. Seorang mukmin tahu bagaimana cara mensinkronkan antara realita dan idealita, antara kemampuan peluan, tantangan dan keterbatasan.Bagi mukmin, apa pun akan dihadapinya dengan positif, sebab stress itu bukan ketika menghadapi keburukan saja, tapi juga saat menghadapi kebaikan.