“MAAF”. Sebuah kata yang mungkin sering kita dengar bahkan
sering kita ucapkan. Namun apakah kita mampu memaafkan seseorang tulus dari
hati.,?? Tentu bisa. Terkadang kita berfikir kata “MAAF” tidak bisa bahkan
tidak mampu menghilangkan bekas luka yang telah tergoreskan. Dan memaafkan itu
sangat berat apalagi dengan kesalahan yang sangat besar. Tapi kawan, ingat..!!
Memaafkan terlebih dahulu kesalahan seseorang itu lebih baik dan lebih mulia.
Jadi, maafkanlah kesalahan seseorang sebelum ia meminta maaf dan segera minta
maaflah bila kamu mempunyai secuil kesalahan pada orang lain. Meski terkadang
kita tidak menyadari bahwa apa yang kita perbuat atau apa yang utarakan dari
mulut ini bisa menyakiti orang lain.
Senin, 11 Agustus 2014
Sabtu, 25 Januari 2014
Sejak Dini
Kapan hal baik diajarkan pada
anak?
Lebih baik
diajarkan pada usia dini (satu tahun). Karena pada usia 1-7 tahun anak sedang
mengalami strukturisasi di sel-sel syarafnya. Pada saat itu, anak sedang
belajar mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana
yang tidak. Terkadang diusia 2-3 tahun akan ada sedikit kesulitan karena ada
penolakan dari anak. Di usia itu anak suka melakukan hal-hal yang dilarang
orang tua dan menolak mengerjakan sesuatu yang diperintahkan orangtua.
Kegagalan mengajarkan sesuatu yang baik seringkali disebabkan orangtua tidak
sabar menghadapi masa penolakan ini. Akhirnya, yang muncul adalah otoriter atau
mudah memberi label pada anak. Jika label yang sering didengar anak adalah
label negative maka anakpun akan membuat dirinya seperti yang dilabelkan.
Seharusnya orang tua harus menyiasati apa yang menyebabkan anak menolak ajaran
orang tuanya. Tanya baik-baik pada anak dan pahamilah alasannya. Jika sudah
jelas, orang tua dapat mudah melakukan tindakan selanjutnya.
Baik dan Mandiri
Mendidik anak
agar beakhlak baik dan mampu bertanggung jawab serta mandiri bukanlah hal yang
bisa sim salabim. Melainkan perlu proses pembiasaan dan membuat
lingkungan yang disiapkan untuk mewujudkannya.
Anak yang baik
adalah anak yang mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, memakai barang
seperlunya. Dan menjaga barang dengan baik. Sementara mandiri adalah kemampuan
untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan anak.
Kebaikan anak
dapat terwujud dalam cara berfiir dan bertndak. Secara internal akan membantu
terstrukturnya cara berfikir dan bertutur. Mampu mengungkapkan isi hati dengan
baik. Secara eksternal juga akan mempengaruhi penampilan dan tindakannya.
Misalnya, suka dengan penampilan yang rapi, kamr yang rapid n akan berusaha
menjaga barang-barang miliknya dengan baik.
Sementara
kemandirian adalah kemampuan melakukan tugas-tugasnya dan tanggung jawabnya
sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Seperti, anak kecil yang mampu
mengembalikan mainannya ketempat semula selesai bermain dan lain-lain.
Anak obatnya
Dalam
konteks keluarga, ada tiga fungsi yang harus tegak; yaitu al iwaa’ (pengayom,
peneduh), al-ihda (penunjuk) dan al-igna (mencukupi kebutuhan
materi). KAlau fungsi ini tidak berjalan akibat orang tua stress, maka bisa
dilakukan dengan cara lain, misalnya dimasukkan ke pesantren, pengasuh atau ke
kampong kakek neneknya. Supaya masa kecil anak tidak terganggu dengan
letupan-letupan stress orang tuanya yang akan mempengaruhi kondisi kejiwaan
anak. Sebab, anak yang terbina dengan kata-kata kasar, teriakan-teriakan, akan
terganggu jiwanya.
Sebenarnya
anak dapat menjadi pengobat stress jika cara pandang orang tua terhadap anak
positif. Ketika orang tua sedang banyak pikiran atau banyakpekerjaan, kemudian
dia marah-marah dengan kata-kata kasra atau keras karena nak-anak rame, malh
tambah stress nya. Tapi kalau dia memandangan suara anak itu sebagai hiiburan,
kalau tidak ada anak itu terbayang bagaimana sepinya, kalau tidak ada tangisan,
bagaiman adia akan merindukannya, tentu saja sikapnya beda.
Kelola stres ala Islam
Dalam tinjauan
Islam, ada empat langkah untuk mengatasi stress. Pertama, RIDHO. Kita menerima
kenyataan dengan ikhlas. Kedua, IKHTIAR. Kita berusaha optimal untuk menjalani
dan mengatasi realitas itu. Ketiga, TAWAKAL. Kita menyerahkan segalanya kepada Allah.
Keempat, ROJAA (berharap). Ketakanlah stress itu sebagai titik tekan atau
terminal-terminal rintangan, ketika ada titik kulminasi, maka disitu ada titik
kemudahan. Dalam Islam, mengendalikan stes
bisa dengan melaksanakan sholat. Karena Sholat merupakan
pengenjawantahan dan dzikrullah yang benar. Seorang mukmin tahu bagaimana cara
mensinkronkan antara realita dan idealita, antara kemampuan peluan, tantangan
dan keterbatasan.Bagi mukmin, apa pun akan dihadapinya dengan positif, sebab
stress itu bukan ketika menghadapi keburukan saja, tapi juga saat menghadapi
kebaikan.
Kelola stres
Stres bisa berdampak buruk pada kinerja kerja, hubungan
social dan keluarga, bahkan juga menimbulkan penyakit fisik Mengelolanya secara
tepat tentu dapat meminimalkan dampak-dampak buruknya. Coba jalani kiat-kiat
berikut ini :
1.
Hadapi Kenyataan
Mengakui stres adalah langkah awal untuk
dapat mengelola stress menjadi energy pendorong yang positip. Jangan berkata
“semua nya baik-baik saja” padahal anda sedang tidak demikian.
2.
Kenali Penyebab
Stres
Mengenali sebab dan sumber stress akan
memudahkan kita mengambil langkah penanganan yang tepat.
3.
Dekatkan Hubungan
dengan Sang Pencipta
Salah satu dampak stress adalah perasaan
yang tidak tenang. Maka tingkatkan kuantitas hubungan dengan Allah untuk meraih
ketenangan hati.
4.
Lakukan Relaksasi
Jika anda mulai merasakan gejala-gejala
stress, tarik nafas dalam-dalam dari hidung kemudian keluarkan perlahan melalui
mulut. Rilekskan otot-otot tubuh yang kaku dengan melakukan gerakan-gerakan
rngan seperti stretching atau
putaran sendi.
5.
Curahkan Perasaan
Jangam memendam perasaan yang tidak enak
karena bisa menambah efek buruk pada diri sendiri. Curahkan semuanya pada
seorang yang dapat anda percaya. Selain melegakan perasaan, mencurahkan itu
bisa berpeluang utuk mendapatkan solusi dari masalah.
6.
Tuliskan semua uneg-uneg
Jika ada hal-hal yang tidak mungkin
katakana kepada orang lain, maka ambillah kertas dan bolpoin lalu goreskan
semuanya pada kertas itu. Simpan kertas itu dan bacalah keesokan harinya. Anda
akan terkejut ketika menyadari bahwa perasaan anda jauh lebih baik daripada
saat menuliskannya Ini disebabkan sebagian energy kemarahan, kesedihan atau
ketakuatan anda sudah tercurahkan. Robek atau bakar tulisan itu dan mulailh
menjalani hari esok yang lebih baik.
7.
Bernyanyilah
Menyanyi juga bisa membantu melepaskan
perasaan dan menurunkan tingkat kesetresan. Utamakan menyanyi dengan lagu yang
riang dan ika keadaan memungkinkan menyanyilah dengan keras dan hayatilah.
Energi yang anda salurkan lewat energy juga mampu meredakan emosi dan
menimbulkan perasaan gembira dihati.
8.
Ganti Suasana
Ubahlah rutinitas anda selama ini. Ambillah
sebagian untuk merefresh otak. Misal dengan jalan-jalan. Atau mengubah situasi
menjadi baru, misal menata ulang rumah menjadi baru.
9.
Berpikir Positif
Berpikirlah positif dalam setiap kondisi.
Ingatlah bahwa Allah menjnjikan ada kemudahan dibalik kesulitan. Dengan terus
menumbuhkan kebiasaan berpikir positif mudah-mudahan kita bisa menjadi pribadi
yang menakjubkan.
Selamat mencoba, jangan tunggu stress itu
berlarut-larut dalam diri anda.
Langganan:
Postingan (Atom)