Sabtu, 25 Januari 2014

Sejak Dini



Kapan hal baik diajarkan pada anak?
Lebih baik diajarkan pada usia dini (satu tahun). Karena pada usia 1-7 tahun anak sedang mengalami strukturisasi di sel-sel syarafnya. Pada saat itu, anak sedang belajar mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang tidak. Terkadang diusia 2-3 tahun akan ada sedikit kesulitan karena ada penolakan dari anak. Di usia itu anak suka melakukan hal-hal yang dilarang orang tua dan menolak mengerjakan sesuatu yang diperintahkan orangtua. Kegagalan mengajarkan sesuatu yang baik seringkali disebabkan orangtua tidak sabar menghadapi masa penolakan ini. Akhirnya, yang muncul adalah otoriter atau mudah memberi label pada anak. Jika label yang sering didengar anak adalah label negative maka anakpun akan membuat dirinya seperti yang dilabelkan. Seharusnya orang tua harus menyiasati apa yang menyebabkan anak menolak ajaran orang tuanya. Tanya baik-baik pada anak dan pahamilah alasannya. Jika sudah jelas, orang tua dapat mudah melakukan tindakan selanjutnya.

Baik dan Mandiri



Mendidik anak agar beakhlak baik dan mampu bertanggung jawab serta mandiri bukanlah hal yang bisa sim salabim. Melainkan perlu proses pembiasaan dan membuat lingkungan yang disiapkan untuk mewujudkannya.
Anak yang baik adalah anak yang mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, memakai barang seperlunya. Dan menjaga barang dengan baik. Sementara mandiri adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.
Kebaikan anak dapat terwujud dalam cara berfiir dan bertndak. Secara internal akan membantu terstrukturnya cara berfikir dan bertutur. Mampu mengungkapkan isi hati dengan baik. Secara eksternal juga akan mempengaruhi penampilan dan tindakannya. Misalnya, suka dengan penampilan yang rapi, kamr yang rapid n akan berusaha menjaga barang-barang miliknya dengan baik.
Sementara kemandirian adalah kemampuan melakukan tugas-tugasnya dan tanggung jawabnya sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Seperti, anak kecil yang mampu mengembalikan mainannya ketempat semula selesai bermain dan lain-lain.

Anak obatnya



                Dalam konteks keluarga, ada tiga fungsi yang harus tegak; yaitu al iwaa’ (pengayom, peneduh), al-ihda (penunjuk) dan al-igna (mencukupi kebutuhan materi). KAlau fungsi ini tidak berjalan akibat orang tua stress, maka bisa dilakukan dengan cara lain, misalnya dimasukkan ke pesantren, pengasuh atau ke kampong kakek neneknya. Supaya masa kecil anak tidak terganggu dengan letupan-letupan stress orang tuanya yang akan mempengaruhi kondisi kejiwaan anak. Sebab, anak yang terbina dengan kata-kata kasar, teriakan-teriakan, akan terganggu jiwanya.
                Sebenarnya anak dapat menjadi pengobat stress jika cara pandang orang tua terhadap anak positif. Ketika orang tua sedang banyak pikiran atau banyakpekerjaan, kemudian dia marah-marah dengan kata-kata kasra atau keras karena nak-anak rame, malh tambah stress nya. Tapi kalau dia memandangan suara anak itu sebagai hiiburan, kalau tidak ada anak itu terbayang bagaimana sepinya, kalau tidak ada tangisan, bagaiman adia akan merindukannya, tentu saja sikapnya beda.

Kelola stres ala Islam



Dalam tinjauan Islam, ada empat langkah untuk mengatasi stress. Pertama, RIDHO. Kita menerima kenyataan dengan ikhlas. Kedua, IKHTIAR. Kita berusaha optimal untuk menjalani dan mengatasi realitas itu. Ketiga, TAWAKAL. Kita menyerahkan segalanya kepada Allah. Keempat, ROJAA (berharap). Ketakanlah stress itu sebagai titik tekan atau terminal-terminal rintangan, ketika ada titik kulminasi, maka disitu ada titik kemudahan. Dalam Islam, mengendalikan stes  bisa dengan melaksanakan sholat. Karena Sholat merupakan pengenjawantahan dan dzikrullah yang benar. Seorang mukmin tahu bagaimana cara mensinkronkan antara realita dan idealita, antara kemampuan peluan, tantangan dan keterbatasan.Bagi mukmin, apa pun akan dihadapinya dengan positif, sebab stress itu bukan ketika menghadapi keburukan saja, tapi juga saat menghadapi kebaikan.

Kelola stres



Stres bisa berdampak buruk pada kinerja kerja, hubungan social dan keluarga, bahkan juga menimbulkan penyakit fisik Mengelolanya secara tepat tentu dapat meminimalkan dampak-dampak buruknya. Coba jalani kiat-kiat berikut ini :
1.       Hadapi Kenyataan
Mengakui stres adalah langkah awal untuk dapat mengelola stress menjadi energy pendorong yang positip. Jangan berkata “semua nya baik-baik saja” padahal anda sedang tidak demikian.
2.       Kenali Penyebab Stres
Mengenali sebab dan sumber stress akan memudahkan kita mengambil langkah penanganan yang tepat.
3.       Dekatkan Hubungan dengan Sang Pencipta
Salah satu dampak stress adalah perasaan yang tidak tenang. Maka tingkatkan kuantitas hubungan dengan Allah untuk meraih ketenangan hati.
4.       Lakukan Relaksasi
Jika anda mulai merasakan gejala-gejala stress, tarik nafas dalam-dalam dari hidung kemudian keluarkan perlahan melalui mulut. Rilekskan otot-otot tubuh yang kaku dengan melakukan gerakan-gerakan rngan seperti  stretching atau putaran sendi.
5.       Curahkan Perasaan
Jangam memendam perasaan yang tidak enak karena bisa menambah efek buruk pada diri sendiri. Curahkan semuanya pada seorang yang dapat anda percaya. Selain melegakan perasaan, mencurahkan itu bisa berpeluang utuk mendapatkan solusi dari masalah.
6.       Tuliskan semua uneg-uneg
Jika ada hal-hal yang tidak mungkin katakana kepada orang lain, maka ambillah kertas dan bolpoin lalu goreskan semuanya pada kertas itu. Simpan kertas itu dan bacalah keesokan harinya. Anda akan terkejut ketika menyadari bahwa perasaan anda jauh lebih baik daripada saat menuliskannya Ini disebabkan sebagian energy kemarahan, kesedihan atau ketakuatan anda sudah tercurahkan. Robek atau bakar tulisan itu dan mulailh menjalani hari esok yang lebih baik.
7.       Bernyanyilah
Menyanyi juga bisa membantu melepaskan perasaan dan menurunkan tingkat kesetresan. Utamakan menyanyi dengan lagu yang riang dan ika keadaan memungkinkan menyanyilah dengan keras dan hayatilah. Energi yang anda salurkan lewat energy juga mampu meredakan emosi dan menimbulkan perasaan gembira dihati.
8.       Ganti Suasana
Ubahlah rutinitas anda selama ini. Ambillah sebagian untuk merefresh otak. Misal dengan jalan-jalan. Atau mengubah situasi menjadi baru, misal menata ulang rumah menjadi baru.
9.       Berpikir Positif
Berpikirlah positif dalam setiap kondisi. Ingatlah bahwa Allah menjnjikan ada kemudahan dibalik kesulitan. Dengan terus menumbuhkan kebiasaan berpikir positif mudah-mudahan kita bisa menjadi pribadi yang menakjubkan.
Selamat mencoba, jangan tunggu stress itu berlarut-larut dalam diri anda.